Sunday, June 2, 2013

Waspada Tahun Pertama Pernikahan Adalah Masa Kritis

Tahun Pertama Pernikahan Adalah Masa Kritis

Tahun Pertama Pernikahan Adalah Masa Kritis – Banyak orang tua atau mereka yang telah menjalani pernikahan mengatakan, tiga tahun awal pernikahan adalah masa kritis. Sifat asli pasangan terlihat, perbedaan pendapat dan masalah keuangan bermunculan secara perlahan.

Begitu juga dengan studi terbaru yang dilakukan Universitas Deakin Australia. Kebahagian pernikahan hanya ada pada pasangan yang telah melalui usia pernikahan di atas 40 tahun, seperti yang dilansir Gosip Artis Indonesia.

Dengan menggunakan 2.000 relawan, para ilmuwan meminta mereka untuk menuliskan score dari 0-100 untuk menilai kebahagian pernikahan. Hasilnya, 75 persen pasangan memiliki tingkat kebahagiaan rata 73,9 di awal pernikahan. Beda dengan yang telah menikah di atas 40 tahun yang memiliki rata-rata kebahagian sebesar 79,8.

“Hal ini cukup mengejutkan karena persepsi yang ada bahwa pasangan suami istri baru biasanya merasa paling bahagia, namun ternyata kenyataan mengatakan sebaliknya,” ucap penulis studi, Dr Melissa Weinberg kepada Sydney Morning Herald.

Dr Weinberg mendeskripsikan fenomena ini sebagai “wedding hangover” atau musibah yang seringkali dialami pasangan suami istri setelah melangsungkan pernikahan.

“Banyak orang memimpikan hari pernikahan mereka akan menjadi hari terindah dalam hidup mereka,” ucap Dr Weinberg. Ia juga mengatakan, persiapan pernikahan nyatanya banyak membuat pasangan calon suami istri menyingkirkan masalah-masalah sementara, sehingga usai pesta pernikahan, masalah-masalah ini tak dapat dihindari.

Tips Tampil Modis Tanpa Banyak Biaya

Tampil Modis Tak Harus Mahal

Tampil Modis Tak Harus Mahal – Selama ini, status sosial seseorang biasanya dilihat dari cara mereka berpenampilan. Pakaian yang indah, pas di badan dan aksesori yang mendukung. Hal tersebut, pada akhirnya memberikan pandangan bahwa berpenampilan menarik atau fashionable hanya bisa dilakukan kalangan masyarakat menengah ke atas.

“Fashion itu memang dulu kan sempat dikotak-kotakkan ya. Ada cewek kelihatan cantik, bajunya bagus dari atas sampai bawah. Dipikirnya, wah kaya nih. Padahal nggak selalu seperti itu,” ujar Dewi Utari, pengamat fashion and beauty saat ditemui di EX, Plaza Indonesia.

Menurut Dewi, tampil menarik tidak harus menggunakan pakaian yang mahal dari atas sampai bawah. Hal yang terpenting adalah bagaimana mereka bisa memadukan pakaian mereka dengan baik. Selain itu, juga mengenal dengan baik bentuk tubuh mereka.

“Karena tidak semua model pakaian, cocok digunakan oleh semua orang,” ujar Dewi.

Ia juga menuturkan bahwa saat ini anak muda di perkotaan sudah dapat memandang fashion dari sisi yang lebih baik. Mereka tidak lagi melihat fashion untuk mencirikan status sosial seseorang, tapi lebih ke sebuah identitas kepribadian.

“Anak muda sekarang sudah lebih pintar, mereka malah membuat fashion menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan. Seperti bikin brand, jualan online dan lain sebagainya. Dan mereka jual dengan harga yang lebih murah,” lanjut Dewi.

Jadi tidak perlu repot menghabiskan uang hanya untuk memenuhi keinginan tampil trendi. Karena Anda hanya perlu pintar-pintar melakukan padu padan pakaian. Kenali bentuk tubuh, tak perlu beli pakaian mahal, dan buat tampilan jadi terlihat selalu modis.