Thursday, May 23, 2013

Pengaruh Musik dan Warna pada Otak

Musik dan Warna Pengaruhi Otak Secara Signifikan

Musik dan Warna Pengaruhi Otak Secara Signifikan – Jangan heran kalau setelah mendengarkan musik atau melihat warna tertentu, perasaan Anda jadi berubah. Bisa sedih ataupun senang. Itu karena otak memang dapat membuat koneksi antara musik dan warna. Dan itu sangat berpengaruh terhadap suasana hati Anda.

Sebuah musik Mozart yang riang seperti “Flute Concerto No 1 in G major” sering dikaitkan dengan warna cerah seperti kuning dan oranye. Sedangkan musik yang sedikit muram seperti “Requiem in D minor”, sering dihubungkan dengan warna abu-abu kebiruan.

Peneliti asal Amerika Serikat dari University of California, Berkeley merekrut hampir 100 orang untuk melakukan penelitian tentang musik dan warna. Setengah dari subyek yang diteliti berada di San Fransisco Bay Area dan setengah lainnya berada di Guadalajara, Meksiko.

“Hasilnya sangat kuat dan konsisten pada seluruh individu dan budaya. Ini jelas menunjukan peran yang sangat kuat bahwa emosi sangat bermain terhadap otak manusia dari mendengarkan musik ke melihat warna,” ujar seorang penulis dan ilmuwan dari UC Berkeley, Stephen Palmer, dikutip dari The New Age.

Dengan menggunakan 37 palet warna, penelitian di UC Berkeley telah menemukan bahwa orang yang cenderung mendengar musik beat cepat di kunci utama, memiliki jiwa yang lebih hidup, dengan warna kuning. Sedangkan musik lambat yang bermain dalam kunci-kunci minor lebih mungkin berada dalam warna yang gelap dan kelabu seperti biru.

“Anehnya, kami bisa memprediksi dengan akurasi 95 persen, betapa bahagia atau sedihnya warna seseorang yang didasarkan pada seberapa bahagia dan sedihnya musik yang mereka dengarkan,” ujar Palmer.

Dalam tiga percobaan yang dilakukan, peserta diminta untuk mendengarkan 18 musik klasik dengan tempo yang bervariasi. Dalam percobaan pertama, peserta diminta untuk memilih lima dari 37 warna yang paling cocok dengan musik yang mereka dengarkan. Secara terpisah, mereka dinilai dalam setiap bagian dari musik yang didengar pada skala senang dan sedih, kuat dan lemah, semangat dan suram, tenang dan marah.

Para peneliti menambahkan bahwa penemuan tersebut memiliki implikasi untuk terapi kreatif, iklan dan pemutar musik pada gadget. Misalnya, mereka dapat digunakan menciptakan banyak emosi visualisers pada musik elektronik, perangkat lunak komputer yang dapat menghasilkan citra aminasi yang disinkronkan dengan musik yang dimainkan.
Saat ini menurut para peneliti, warna dan pola yang ditampilkan lebih banyak secara acak dan tidak memperhitungkan tingkat emosi. Palmer akan mempresentasikan penemuannya di Asosiasi Internasional konferensi Warna di Universitas Newcastle di Inggris pada 8 Juli nanti. Selanjutnya, tim peneliti juga berencana untuk mengajarkan peserta di Turki bagaimana musik tradisional dapat mempengaruhi emosi mereka lebih luas.

0 comments:

Post a Comment